Sabtu, 08 Oktober 2011

Sekilas info BALITSA

Ini merupakan sejarah singkat mengenai Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang Bandung. semoga tulisan ini bisa dibaca dan syukur2 bermanfaan bagi yang baca :)  


Sejarah BALITSA
Balai Penelitian Tanaman Sayuran atau lebih dikenal dengan sebutan Balitsa, merupakan salah satu lembaga pemerintah dan unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada dibawah serta bertanggung jawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Hortikultura. Lembaga tersebut terletak dikaki Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung. Dengan ketinggian 1250 diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya, jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol yang dipengaruhi oleh tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24° C serta curah hujan 2.207,5 mm/tahun.

Lembaga ini didirikan pada tahun 1939 oleh Pemerintah Belanda dengan tujuan untuk mendukung dibidang Pertanian dan Perkebunan. Nama lembaga ini adalah Prust Trein sebagai Kebun Percobaan Tanaman Serta Pemberantasan Hama Penyakit (Institut Voor Plants Richten) yang berpusat di Bogor. Sejak awal, lembaga ini sudah melakukan banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas berbagai jenis tanaman. Namanya pada saat itu adalah Balai Penelitian Tehnik Pertanian (Culture Institute) yang kemudian pada tahun 1942-1945 berubah menjadi Culture Technish Institute ( Burten Norg Bogor) atau Kebun Percobaan Margahayu yang menjadi Prust Trein Margahayu.

Pada sekitar tahun 1945-1950 pemerintah sedang berada dalam keadaan vakum sehingga menyebabkan kevakuman juga terhadap lembaga ini. Kemudian pada tahun 1950-1960 lembaga ini berganti nama kembali menjadi Kebun Percobaan Margahayu yang berpusat di Pasar Minggu Jakarta Selatan dan mulai melakukan kegiatannya kembali. Pada sekitar tahun 1967-1980 lembaga ini dijadikan sebagai salah satu cabang Lembaga Penelitian Hortikultura sehingga pada tanggal 20 Maret 1981 namanya kembali berubah menjadi Lembaga Penelitian Tanaman Pangan(BPTP).

Pada tanggal 31 Juli 1982 Menteri Pertanian RI yaitu, Prof. Ir. Sudarsono Hadisaputra meresmikan BPTP menjadi Balai Penelitian Hortikultura (BPHL) di Lembang Bandung. BPHL pada saat itu terdiri dari satu Sub bagian Tata Usaha, satu Sub bagian Penelitian Hortikultura Segunung dan Kelompok Peneliti ( Kelti) disamping itu juga membawahi langsung Instalasi-instalasi Kebun Percobaan Lembang, Cikole, Pangragajian dan Margahayu Kabupaten Bandung dan kabupaten Subang. Laboratorium dan Bengkel Peralatan. Berdasarkan keputusan Menteri No. 769 Kep/OT.210/XII/ 90 pada tanggal 13 Desember 1994 Balai Penelitian Hortikultura Lembang berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang mengalami perubahan tugas lebih khusus ditujukan untuk meneliti Tanaman Sayuran. Dan terakhir pada tahun 2002 mendapat perubahan mandat sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.74 Kep/OT.240/I/2002, tentang organisasi dan Tata Kerja Balitsa yang terdiri dari Sub bagian Tata Usaha, Seleksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa Penelitian, Satu Kebun Percobaan Subang.



Lokasi BALITSA
1.      1. Letak Geografis
Balitsa terletak di Jl. Tangkuban Parahu 517 Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Secara geografis BALITSA terletak pada koordinat antara 107° 36’ 32’’ dan 107° 36’ 33’’ BT dan antara 6° 30’ 46’’ dan 6° 30’ 49’’ LS dengan ketinggian tempat 1250 m dpl.



2. Letak Topografi
Topografi dari BALITSA Lembang yaitu bergelombang dan berbukit yang merupakan bagian dari jajaran pegunungan Tangkuban Parahu. BALITSA berjarak ± 25 km dari kota Bandung ke arah utara atau ±5.5 km dari kecamatan Lembang ke arah utara timur. Disebelah timur, BALITSA dibatasi Jalan Raya Lembang menuju Subang., sebelah selatan dibatasi Desa Cibogo, sebelah Barat dibatasi perkampungan Cibedug dan sebelah utara dibatasi jalan Cikole-Cibedug. Dari Bandung ± 1 jam ke BALITSA, sedangkan dari Lembang ± 15 menit. Transportasi yang dapat digunakan adalah ojek, angkutan kota, bis dan taksi. 

Keadaan Wilayah 
Balitsa terletak pada formasi geologi QYT (Quartet Young Tuff), formasi yang terbentuk akibat letusan gunung tangkuban perahu, dengan bahan induk breksi pasir tufaan, lapili, bom, lava, berongga, kepingan-kepingan andesit, basalt, padat yang bersudut dengan banyak bongkahan-bongkahan dan pecahan-pecahan batu apung yang berasal dari gunung Tangkuban Perahu. 

Secara fisiografi Balitsa termasuk dalam zona fisiografi depresi Bandung (dimana terbentuk karena terjadinya runtuhan pada bagian tengah atau puncak pada saat terjadi pengangkatan/pelengkungan). Akibat runtuhan tersebut muncul kompleks gunung Tangkuban Perahu. 

Jenis tanah yang terdapat di Balitsa Lembang yaitu jenis tanah Andosol dengan Ph antara 5,5-7 yang berasal dari vulkanik Gunung Tabgkuban Perahu adapun cirri dari tanah tersebut berwarna hitam, lempung berdebu dan lempung dengan struktur yang lemah dengan konsistensi yang gembur.

Profil Organisasi Balitsa
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 160/KPTS/OT.210/3/2000. Bahwa Balitsa Lembang berada di bawah garis operasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura dan sejajar dengan Balai lainnya Balithi Cianjur dan Balitbu Solok.


Visi dan Misi


Didalam menjalankan tugasnya Balitsa memiliki visi dan misi antara lain:
Visi:
Menjadi/menuju Lembaga Penelitian Tanaman Sayuran Kelas Dunia dalam menciptakan, menghasilkan, dan mengembangkan IPTEK tanaman sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna.
Misi:
1.     1. Menciptakan, menghasilkan, dan mengembangkan IPTEK strategis sayuran sesuai kebutuhan pengguna
2.     2. Mengembangkan jaringan kerjasama Nasional dan Internasional melalui pola kemitraan menuju      kemandirian Penelitian Tanaman Sayuran.
3.     3. Mengembangkan kapasitas dan publisitas serta pelayanan prima dalam penelitian sayuran.


 Tugas dan Fungsi Pokok

Adapun Tugas dan Fungsi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) melaksanakan penelitian sayuran adalah sebagai berikut:
1.    Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman   sayuran.
2.      Pelaksanaan penelitian morfologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman sayuran.
3.      Pelaksanaan penelitian komponen sistem teknologi dan usaha agribisnis tanaman sayuran.
4.      Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran.
5.      Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil   
         penelitian tanaman sayuran.
6.      Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Arah dan Strategi Program Penelitian Sayuran

Adapun Arah dan Strategi Program Penelitian Sayuran Balai Penelitian Tanaman Sayuran diantaranya sebagai berikut:
1.      1. Menghasilkan teknologi efektif dan dapat diterapkan
2.      2. Berorientasi agribisnis
3.      3. Menjawab, mengantisipasi, dan menciptakan kebutuhan pengguna
4.      4. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal
5.      5. Memeanfaatkan peta informasi global
6.      6. Mengakomodasikan semua potensi internal untuk mengatisipasi persaingan global
7.      7. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional


Komoditas Prioritas

Komoditas yang prioritas di Balitsa terdiri dari:
1. Komoditas Utama, meliputi: kentang, cabai merah, bawang merah, kubis, tomat, buncis, kacang  panjang, 
    dan jamur. 
2. Komoditas Prospektif, meliputi: terung, dan mentimun 
3. Komoditas Trendsetter, meliputi: sayuran tropis asli Indonesia


Produk dan Teknologi Unggul
Adapun produk dan teknologi unggul yang terdapat di Balai Penelitian Tanaman Sayuran meliputi:
1    1. Varietas unggul sayuran yang akan dilepas ke petani, yaitu: kentang, cabai merah, buncis, tomat, mentimun   dan bawang daun.
2.     2. Teknologi Pembenihan, perbanyakan kentang bebas penyakit, teknologi produksi benih sayuran
3.     3.Teknologi Low Enviromental Input Sustainable Agriculture.
4.     4. Perangkat uji ELISA virus kentang
5.     5.Produk kering sayuran
6.     6. Analisis tanah dan tanaman
7.     7. Analisis residu pestisida
8.     8. Biopestisida untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman.
9.     9.Jasa konsultasi agribisnis




1 komentar: