Sabtu, 08 Oktober 2011

Sekilas info BALITSA

Ini merupakan sejarah singkat mengenai Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Lembang Bandung. semoga tulisan ini bisa dibaca dan syukur2 bermanfaan bagi yang baca :)  


Sejarah BALITSA
Balai Penelitian Tanaman Sayuran atau lebih dikenal dengan sebutan Balitsa, merupakan salah satu lembaga pemerintah dan unit pelaksana teknis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang berada dibawah serta bertanggung jawab langsung kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian Hortikultura. Lembaga tersebut terletak dikaki Gunung Tangkuban Perahu, Lembang, Bandung. Dengan ketinggian 1250 diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya, jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol yang dipengaruhi oleh tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24° C serta curah hujan 2.207,5 mm/tahun.

Lembaga ini didirikan pada tahun 1939 oleh Pemerintah Belanda dengan tujuan untuk mendukung dibidang Pertanian dan Perkebunan. Nama lembaga ini adalah Prust Trein sebagai Kebun Percobaan Tanaman Serta Pemberantasan Hama Penyakit (Institut Voor Plants Richten) yang berpusat di Bogor. Sejak awal, lembaga ini sudah melakukan banyak penelitian untuk meningkatkan kualitas dan kwantitas berbagai jenis tanaman. Namanya pada saat itu adalah Balai Penelitian Tehnik Pertanian (Culture Institute) yang kemudian pada tahun 1942-1945 berubah menjadi Culture Technish Institute ( Burten Norg Bogor) atau Kebun Percobaan Margahayu yang menjadi Prust Trein Margahayu.

Pada sekitar tahun 1945-1950 pemerintah sedang berada dalam keadaan vakum sehingga menyebabkan kevakuman juga terhadap lembaga ini. Kemudian pada tahun 1950-1960 lembaga ini berganti nama kembali menjadi Kebun Percobaan Margahayu yang berpusat di Pasar Minggu Jakarta Selatan dan mulai melakukan kegiatannya kembali. Pada sekitar tahun 1967-1980 lembaga ini dijadikan sebagai salah satu cabang Lembaga Penelitian Hortikultura sehingga pada tanggal 20 Maret 1981 namanya kembali berubah menjadi Lembaga Penelitian Tanaman Pangan(BPTP).

Pada tanggal 31 Juli 1982 Menteri Pertanian RI yaitu, Prof. Ir. Sudarsono Hadisaputra meresmikan BPTP menjadi Balai Penelitian Hortikultura (BPHL) di Lembang Bandung. BPHL pada saat itu terdiri dari satu Sub bagian Tata Usaha, satu Sub bagian Penelitian Hortikultura Segunung dan Kelompok Peneliti ( Kelti) disamping itu juga membawahi langsung Instalasi-instalasi Kebun Percobaan Lembang, Cikole, Pangragajian dan Margahayu Kabupaten Bandung dan kabupaten Subang. Laboratorium dan Bengkel Peralatan. Berdasarkan keputusan Menteri No. 769 Kep/OT.210/XII/ 90 pada tanggal 13 Desember 1994 Balai Penelitian Hortikultura Lembang berubah menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) yang mengalami perubahan tugas lebih khusus ditujukan untuk meneliti Tanaman Sayuran. Dan terakhir pada tahun 2002 mendapat perubahan mandat sesuai Keputusan Menteri Pertanian No.74 Kep/OT.240/I/2002, tentang organisasi dan Tata Kerja Balitsa yang terdiri dari Sub bagian Tata Usaha, Seleksi Pelayanan Teknis, Seksi Jasa Penelitian, Satu Kebun Percobaan Subang.



Lokasi BALITSA
1.      1. Letak Geografis
Balitsa terletak di Jl. Tangkuban Parahu 517 Cikole, Lembang, Bandung, Jawa Barat. Secara geografis BALITSA terletak pada koordinat antara 107° 36’ 32’’ dan 107° 36’ 33’’ BT dan antara 6° 30’ 46’’ dan 6° 30’ 49’’ LS dengan ketinggian tempat 1250 m dpl.



2. Letak Topografi
Topografi dari BALITSA Lembang yaitu bergelombang dan berbukit yang merupakan bagian dari jajaran pegunungan Tangkuban Parahu. BALITSA berjarak ± 25 km dari kota Bandung ke arah utara atau ±5.5 km dari kecamatan Lembang ke arah utara timur. Disebelah timur, BALITSA dibatasi Jalan Raya Lembang menuju Subang., sebelah selatan dibatasi Desa Cibogo, sebelah Barat dibatasi perkampungan Cibedug dan sebelah utara dibatasi jalan Cikole-Cibedug. Dari Bandung ± 1 jam ke BALITSA, sedangkan dari Lembang ± 15 menit. Transportasi yang dapat digunakan adalah ojek, angkutan kota, bis dan taksi. 

Keadaan Wilayah 
Balitsa terletak pada formasi geologi QYT (Quartet Young Tuff), formasi yang terbentuk akibat letusan gunung tangkuban perahu, dengan bahan induk breksi pasir tufaan, lapili, bom, lava, berongga, kepingan-kepingan andesit, basalt, padat yang bersudut dengan banyak bongkahan-bongkahan dan pecahan-pecahan batu apung yang berasal dari gunung Tangkuban Perahu. 

Secara fisiografi Balitsa termasuk dalam zona fisiografi depresi Bandung (dimana terbentuk karena terjadinya runtuhan pada bagian tengah atau puncak pada saat terjadi pengangkatan/pelengkungan). Akibat runtuhan tersebut muncul kompleks gunung Tangkuban Perahu. 

Jenis tanah yang terdapat di Balitsa Lembang yaitu jenis tanah Andosol dengan Ph antara 5,5-7 yang berasal dari vulkanik Gunung Tabgkuban Perahu adapun cirri dari tanah tersebut berwarna hitam, lempung berdebu dan lempung dengan struktur yang lemah dengan konsistensi yang gembur.

Profil Organisasi Balitsa
Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 160/KPTS/OT.210/3/2000. Bahwa Balitsa Lembang berada di bawah garis operasional Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura dan sejajar dengan Balai lainnya Balithi Cianjur dan Balitbu Solok.


Visi dan Misi


Didalam menjalankan tugasnya Balitsa memiliki visi dan misi antara lain:
Visi:
Menjadi/menuju Lembaga Penelitian Tanaman Sayuran Kelas Dunia dalam menciptakan, menghasilkan, dan mengembangkan IPTEK tanaman sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna.
Misi:
1.     1. Menciptakan, menghasilkan, dan mengembangkan IPTEK strategis sayuran sesuai kebutuhan pengguna
2.     2. Mengembangkan jaringan kerjasama Nasional dan Internasional melalui pola kemitraan menuju      kemandirian Penelitian Tanaman Sayuran.
3.     3. Mengembangkan kapasitas dan publisitas serta pelayanan prima dalam penelitian sayuran.


 Tugas dan Fungsi Pokok

Adapun Tugas dan Fungsi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) melaksanakan penelitian sayuran adalah sebagai berikut:
1.    Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, pembenihan, dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman   sayuran.
2.      Pelaksanaan penelitian morfologi, ekologi, entomologi, dan fitopatologi tanaman sayuran.
3.      Pelaksanaan penelitian komponen sistem teknologi dan usaha agribisnis tanaman sayuran.
4.      Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran.
5.      Penyiapan kerjasama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil   
         penelitian tanaman sayuran.
6.      Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Arah dan Strategi Program Penelitian Sayuran

Adapun Arah dan Strategi Program Penelitian Sayuran Balai Penelitian Tanaman Sayuran diantaranya sebagai berikut:
1.      1. Menghasilkan teknologi efektif dan dapat diterapkan
2.      2. Berorientasi agribisnis
3.      3. Menjawab, mengantisipasi, dan menciptakan kebutuhan pengguna
4.      4. Memanfaatkan sumber daya alam secara optimal
5.      5. Memeanfaatkan peta informasi global
6.      6. Mengakomodasikan semua potensi internal untuk mengatisipasi persaingan global
7.      7. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional


Komoditas Prioritas

Komoditas yang prioritas di Balitsa terdiri dari:
1. Komoditas Utama, meliputi: kentang, cabai merah, bawang merah, kubis, tomat, buncis, kacang  panjang, 
    dan jamur. 
2. Komoditas Prospektif, meliputi: terung, dan mentimun 
3. Komoditas Trendsetter, meliputi: sayuran tropis asli Indonesia


Produk dan Teknologi Unggul
Adapun produk dan teknologi unggul yang terdapat di Balai Penelitian Tanaman Sayuran meliputi:
1    1. Varietas unggul sayuran yang akan dilepas ke petani, yaitu: kentang, cabai merah, buncis, tomat, mentimun   dan bawang daun.
2.     2. Teknologi Pembenihan, perbanyakan kentang bebas penyakit, teknologi produksi benih sayuran
3.     3.Teknologi Low Enviromental Input Sustainable Agriculture.
4.     4. Perangkat uji ELISA virus kentang
5.     5.Produk kering sayuran
6.     6. Analisis tanah dan tanaman
7.     7. Analisis residu pestisida
8.     8. Biopestisida untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman.
9.     9.Jasa konsultasi agribisnis




Memories part II

Ini adalah sebagian kisah perjalanan hidup saya saat magang di lembang... suka duka telah dilalui bersama (bersama petani, ibu, bpk, teteh, aa yang ada di balitsa.. oh ya sama semut, kodok, siput, dan teman2 bersama baik teman 1 kostan, teman ketemu di lapangan jg) untuk saat ini kebanyakan aku tampilkan beberapa foto2.. (lagi males nulis alna,, ini juga baru sempet nulis di blog lagi hehe ^o^)


ini temen2 dari cirebon bersama dosennya


ini Pak aeb, ibu etik (dosen dari cirebon) dan bu sus (dosen saya) waktu itu beliau datang untuk monitoring mahasiswa yang magang di balitsa.. waktu itu rasanya seneng, kaget, bingung gak jelas hahaha :))


Wuahahahaha bisa ditebak lah.. narsis ^^v


ini anak2 cowok di lahan percobaannya obat
(merk dagang yg gk boleh saya sbutkan, ntr di srh byr lg? wkwk jauh amat mikirnya?)



Sesaat di lahan bawang daun..


ini kebersamaan para petani,, saat jam istirahat mereka pakai untuk makan bersama.. isi energi hoho.. (kompak banget gini y?)

with pak uum, bliau dosen, peneliti, penulis buku juga.. kerennnnn ^^



with ibu yanti di lab penyakit


kelima anak ini emang narsis dimanapun mereka berada :))


Kebersamaan di Tangkuban perahu nih :)


yeee panen cabai,, cabainya ndut2 loh haha :)) 



ini cabai2 yang sudah dipanen trus langsung masuk ke karung buat dijual ke jakarta


ini waktu di lahan, saat itu sedang panen kentang :))




Jumat, 23 September 2011

Memories

Sesaat sebelum kembali ke kota masing2 kami sempatkan untuk berfoto2 dan bersenang2 ria bersama teman2 senasib seperjuangan saat di lembang,jawa barat.. hahaha bahasa nya ababil bgt eui
ポッ(*゚.゚)(゚.゚*)ポッ  \(^^)メ(^^)ノ



Dan inilah foto bersama dengan anak2 dari UGM, UIN Bandung, dan UNILA... jadi kangen deh :(

wah anak2 cewek2 na pada ngumpet smua :p




ini jadinya kaya royokan gini y? wkwkwk.. tapi inilah kebersamaan kami yang hanya sesaat :)



Smile nya kurang lepas tuh gan :)


Dan ini foto bersama teman2 dari Cirebon... serius amit sih gan??



Kamis, 04 Agustus 2011

Indonesia

Wisata kuliner yang saya datangi di bandung nih ada batagor, ketan bakar, lontong kari, mie kocok.. yummyyy :))
 ini makanan menengah kebawah yang saya coba..
gak semua mknan murah meriah itu gk enak n gak baik hehe ^^



Ini namanya lontong kari.. kalo jalan2 ke gedung sate bandung, mampir aja di kedai yang ada di depan nya, karena ada banyak yang jual lontong kari (berjejeran) murah banget Cuma 6 ribu rupiah aja ^^





 Sedangkan ini adalah mie kocok.. ini bisa ditemui di mana2..
tappi kebetulan aku sama temen2 makan mie kocok ini di tangkuban perahu.. harganya 10 ribu (agak mahal) maklum aja namanya jg di tempat wisata jd harga apapun sdikit lebih mahal :( 





ini adalah puncak dari tangkuban perahu :)) jadi kalo ke bandung jangan lupa mampir ke tangkuban perahu.. 
tempatnya sejuk, enak bgt buat wisata.. 
tapi harus siapin duit cukup bnyk (bagi yang suka belanja).. 




ini di kawah domas... (bagian air panas)
disini kita bisa luluran juga sama belerang (bisa beli sama aa nya bahan buat luluran),, bisa masak juga alna kawah ini mengeluarkan air panas.. 
banyak tuh turis asing maupun dalam negri yg jauh2 kesini.. 
baik luluran maupun masak telur haha :p

Selasa, 02 Agustus 2011

Bawang Daun

Bawang daun diduga berasal dari daerah Asia Tenggara (Cina dan Jepang) yang memiliki iklim panas (tropis). Pada mulanya, tanaman bawang daun tumbuh secara liar. Kemudian secara berangsur-angsur sesuai dengan perkembangan peradaban manusia tanaman ini dibudidayakan sebagai bahan sayur (daun dan batang) dan bahan obat (akar, batang dan daun). Di Indonesia, budidaya bawang daun pada mulanya terpusat di pulau Jawa (Jawa Barat dan Jawa Timur), terutama di daerah dataran tinggi  (pegunungan) yang berhawa sejuk (dingin), seperti Cipanas, Cianjur, Lembang (Bandung) dan Malang (Jawa Timur) (Cahyono, 2005).


ini foto tanaman Bawang daun, ukuran nya agak besar dan ada bunga nya ^^


Bawang daun (Allium sp) merupakan tanaman setahun yang berbentuk rumput. Disebut bawang daun karena bagian yang dikonsumsi hanyalah daunnya atau bagian daun yang masih muda. Pangkal daunnya membentuk batang semu dan bersifat merumpun. Oleh karena nilai ekonomi tanaman ini terletak pada daunnya, maka serangan organisme penggangu tanaman pada bagian daun bawang perlu diperhatikan. Serangan patogen menjadi salah satu kendala yang sering terjadi dalam kegiatan budidaya tanaman. Adanya penyakit dapat memberikan dampak yang buruk terhadap proses budidaya sehingga mengakibatkan penurunan kualitas maupun kuantitas produksi. Tanaman yang terkena serangan patogen dengan intensitas tinggi akan mengalami kematian sehingga mengakibatkan petani rugi karena gagal panen. Oleh karena itu petani mengharapkan penerapan teknologi pengendalian penyakit tanaman yang meliputi pencegahan (preventif) maupun pengobatan (kuratif) agar tidak mengalami kerugian.  

Penyakit penting yang sering terjadi pada tanaman keluarga bawang-bawangan (Liliace) adalah penyakit 
bercak ungu (Alternaria porri), busuk lunak (Erwinia carotovora), 
bercak daun cercospora (Cercospora duddiae) dan busuk daun (Peronospora destructor). 

Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun
Bawang daun termasuk famili Liliaceae dan terdapat tiga jenis bawang daun yang dibudidayakan di Indonesia, antara lain: bawang bakung atau bawang semprong (Allium fistulosum L.) memiliki ciri berdaun bulat panjang berbentuk pipa, bawang prei atau leek (Allium porum L.) memiliki cirri daun yang tidak lebih lebar dibandingkan dengan bawang merah maupun bawang putih dan tidak berumbi, daun berbentuk pipih berpelepah panjang dan liat, dan kucai (Allium schoercoprasum), memiliki cirri berdaun kecil, panjang, berongga dan berwarna hijau serta berumbi kecil.
Bawang daun banyak mengandung vitamin C, vitamin A, dan sedikit vitamin B. Kandungan zat gizi bawang daun lebih baik daripada bawang merah. Dalam kehidupan sehari-hari, bawang daun digunakan sebagai bumbu masakan.
Bawang daun (Allium sp) yang ditanam di kebun percobaan Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang merupakan varietas-varietas baru yang cocok untuk dibudidayakan di dataran tinggi. Bawang daun tersebut merupakan tanaman setahun yang berbentuk rumpun. Disebut bawang daun karena bagian yang dikonsumsi hanya daunnya atau bagian daun yang masih muda. Pangkal daunnya membentuk batang semu dari batang utama yang pendek dan berbentuk cakram. Pada bagian cakram inilah muncul tunas daun dan akar serabut.
 Struktur bunga bawang daun sama dengan struktur bunga bawang merah. Warna bunganya putih. Pada bunga tersebut terdapat  biji yang ketika masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam. Bila kering, biji akan mudah menjadi tepung. Beberapa kultivar bawang daun sukar berbunga di Indonesia seperti halnya bawang merah.
Bawang daun dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian 250-1500 m dpl, walaupun di dataran rendah anakan bawang daun tidak terlalu banyak. Pada daerah yang memiliki curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian 18-25 °C cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang daun
(W. Setiawati, 2007). Syarat tumbuh bawang daun terpenuhi di daerah Lembang Bandung dengan  ketinggian 1.250 m diatas permukaan laut (Dpl). Dilihat dari segi geologisnya, jenis tanah dikawasan tersebut merupakan tanah andosol dengan   tipe iklim B dengan suhu rata-rata harian berkisar antara 19-24° C serta curah hujan 2.207,5 mm/tahun.

Teknik Budidaya Tanaman Bawang Daun
1. Benih
Benih bawang daun yang digunakan berasal dari tunas anakan (stek tunas). Tunas anakan yang diperoleh berasal dari pemisahan anakan yang sehat dan yang bagus pertumbuhannya dari induknya.

2. Persemaian
Bibit yang berasal dari stek tunas dapat langsung ditanam di lapangan dengan mengurangi perakarannya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penguapan. Benih dari biji terlebih dahulu harus disemai sebelum ditanam langsung di lapangan. Media semai yang dipergunakan berupa campuran pupuk kandang (kotoran kuda) dan tanah dengan perbandingan 1:1 dan sudah digemburkan terlebih dahulu. Biji kemudian disebar secara merata kemudian ditutup dengan lapisan tanah tipis dimana ketebalannya mencapai 0,5-1 cm. dan di siram secukupnya. Bibit siap dipindahkan ke lapangan bila sudah terdapat 2-3 helai daun. (W.Setiawati,2007)

3. Penyiapan Lahan dan Persiapan Penanaman
Lahan yang dibutuhkan untuk penanaman bawang daun terlebih dahulu dicangkul dengan kedalaman 30-40cm, kemudian ditambahkan pupuk kandang (kotoran kuda). Hal ini dilakukan dikarenakan bawang daun membutuhkan tanah yang gembur untuk pertumbuhannya. Kemudian disiapkan bedengan dengan lebar 1-1,2m dengan panjang sesuai kebutuhan di lapangan. Dibuat parit antar bedengan dengan kedalaman dan lebar 30 cm. Pembuatan parit dilakukan agar drainase yang lancar, sehingga tidak akan terjadi penumpukan genangan air. Jarak tanam yang digunakan yaitu 20 cm x 25 cm, 25 cm x 25 cm atau 20 cm x 30 cm. Penanaman bawang daun dilakukan dengan cara mebuat lubang tanam atau tunas anakannya ditanam dengan posisi yang tegak lurus kemudian ditimbun lagi menggunakan tanah dan disiram secukupnya.

4. Pemeliharaan dan Pemupukan Tanaman
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiangan terhadap gulma, hal ini dilakukan bersamaan dengan pendagiran untuk menggemburkan tanah yang mungkin mengalami pemadatan. Selain itu juga diperlukan penimbunan pada pangkal batang. Hal ini dilakukan untuk memperoleh warna putih pada batang semu bawang daun (W.Setiawati,2007). Penyiraman pada tanaman bawang daun harus dilakukan terutama jika bawang daun ditanam pada musim kemarau, sedangkan jika ditanam pada musim penghujan maka drainase harus sangat diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi genangan air di lahan.
Pemupukan yang diusahakan untuk tanaman bawang daun pada saat pengolahan tanah meliputi pupuk kandang dengan dosis 10-15ton/ha. Pupuk lain yang digunakan adalah urea 200kg/ha yang diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada saat tanaman berumur 21 hari (setengah dosis) dan sisanya pada saat tanaman berumur 42 hari. Untuk pupuk SP 36 dan KCL juga diberikan dua kali seperti pupuk urea, dengan dosis pemupukan pertama SP 36 sebanyak 50 kg dan KCL 50 kg. dan untuk pemupukan kedua SP 36 sebanyak 50 kg dan KCL 25 kg. pemupukan ini dilakukan dengan dibuat larikan kurang lebih 5cm dari sisi kiri dan kanan batang, dan menaburkan pupuk pada larikan dan kemudian larikan tersebut ditimbun kembali dengan tanah.

5. Panen dan Pasca Panen
Tanaman bawang daun sudah dapat di panen pada umur dua bulan setelah tanam. Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh bagian tanaman termasuk akar. Apabila tanaman ingin ditanam kembali maka di buanglah bagian akar, dan daun yang busuk atau layu, dan dilakukan pemilihan anakan tanaman yang sehat. Tanaman ini juga harus dipisahkan antara yang akan di jual dan yang akan di tanam kembali. Sortasi sederhana yang dilakukan ialah menggabungkan rumpun yang berdaun besar secara terpisah dengan rumpun yang berdaun kecil. Bawang daun tidak mudah tahan lama sehingga perlu segera untuk dipasarkan agar mutunya masih baik hingga ke tangan konsumen.

Sumber::
Aak. 1998. Pedoman Bertanam Bawang. Kanisius. Yogyakarta
Cahyono, B. 2005. Teknik Budidaya dan Analisis Usaha Tani Bawang Daun. Kanisius. Yogyakarta.
 Pracaya. 1999. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rismunandar. 1986. Membudidayakan 5 Jenis Bawang. Sinar Baru.Bandung.               
                        Semangun,H. 1989. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Setiawati,W. 2007. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sayuran. Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Sudjono, 1989. Ketahanan Varietas Unggul dan Kehilangan Hasil Kacang Tanah Terhadap Penyakit Karat dan Bercak Daun Cercopora. Jurnal Seminar Hasil Penelitian Tanaman Pangan. Balittan Bogor; 9 (1) : 19-22.
W.E. Splittstoesser. 1984. Vegetable Growing Handbook. The Avi Publishing    Company. Inc

Selasa, 19 Juli 2011

My Friends

ini waktu temen2 angkatan lg pada usul penelitian.. 
(cuman bisa motretin j.. huhu maklum tukang foto keliling)


 Di sela2 seminar.. tak lupa foto2 hahaha maap y gan :p



ini foto di depan asrama kampus.. di bawah pohon chery (kalo gak salah)



 ini malam2 dini hari,, saat itu lg di kapal menuju merak

Saat menanti pembimbing na temen2 nih di balitsa.. narsis dulu :p




 ini di kebun balitsa, di atasnya ada gunung putri.. 
waktu itu kabut nya tebel bgt.. smpe2 gak bs liat jarak jauh

ini saat berada di persemaian buat contongan,, kalo gk salah harus buat ratusan contongan gitu?

Rabu, 08 Juni 2011

Wo nan guo

na yi mian mo mo wu yan zhi neng xuan ze li kai
wo xie de xiao rong yi jing bu zai jing cai
ni hai pai jie ju suo yi bing ming shang hai~

shuo shi wo dang chu ni de mei hao wei lai
ni jian jue bu xi wang wo deng dai 
wo bian mo mo de rang ni zou kai 
ru jing ni shou le shang hui lai
jiao wo ru he jie shou zhe an pai
yeh....


chorus
wo nan guo de shi fang qi ni fang qi ai
fang qi de meng bei da shui ren zhu bei ai
wo yi wei shi cheng quan
ni que shuo ni gen bu yu kuai
wo nan guo de shi wang le ni wang le ai
jing quan li wang ji wo men zhen xing xiang ai
ye wang le gao shu ni shi qu de bu neng chong lai
(repeat all)
chorus x 2



wo nan guo by: 5566